Kenapa Harus Aku, Mah?
Ani
adalah anak sulung dari 2 bersaudara. Ibunya adalah seorang guru di sebuah SMA
favorit di Bandung, dan ayahnya adalah seorang wirausahawan yang sukses dan
selalu berpergian jauh untuk urusan pengembangan usahanya. Adik ani bernama
indah. Umurnya 16 tahun. Indah selalu menghabiskan waktu nya bersama alat-alat
kedoktran. Tidak ada waktu sekolah, tidak ada waktu bermain dan tidak ada waktu
untuk bersosialisasi kepada orang lain. 5 tahun kebelakang, indah di diagnosis
mengidap penyakit langka. Beberapa organ dalamnya tidak berfungsi .
Saat
itu menunjukkan jam 6 pagi, ketika ibu indah bersiap-siap untuk pergi ke
sekolah, dokter masuk ke ruangan rawat indah.
“Bagaimana
dok kondisi indah ? Apakah ada peningkatan?” Kata ibu indah.
“Bu,
indah mengalami kerusakan pada organ ginjalnya. Hanya tinggal 40% ginjal indah
berfungsi, kita harus menyegerakan transplantasi ginjal untuk indah sore ini
juga” Ucap dokter yang menangani indah.
“Lalu
siapa yang bisa mendonorkan ginjalnya untuk indah di saat yang mendadak ini?”
kata ibu indah.
“Anggota
keluarga adalah kemungkinan paling cocok dengan tubuh indah” jelas dokter.
Dokter
keluar ruangan, dan meninggalkan ibu indah sendiri didalam ruang rawat. Ani
mengetuk pintu kamar, ia ingin pamit untuk berangkat kuliah.
“Ani,
indah dalam kondisi yang sulit, fungsi ginjalnya hanya 40%, kamu harus
mendonorkan ginjalmu untuk adikmu ani.. “ Ucap ibu ani.
“Kenapa
harus aku lagi bu.. Apa harus semua organ dalam tubuhku aku donorkan untuk
indah?” Ucap Ani sambil menangis.
“Operasi
pendonoran ginjal harus dilakukan sore ini juga, dan jalan satu-satunya
hanyalah kamu, Ani. Apa kamu tidak kasihan melihat Indah yang tidak bisa hidup
dengan ceria seperti remaja lain?” Tegas Ibu Ani.
Akhirnya
Ani hanya bisa pasrah mengikuti kemauan ibunya yang sangat ia sayangi.
Tepat
pukul 15.00 WIB, Ani dibawa ke ruang operasi. Lampu ruangan operasi pun
menyala. Hampir selama 1 jam dokter berada diruang operasi. Operasi pun
berjalan lancar dan sukses. Ibu indah langsung menemui Indah yang belum
sadarkan diri.
Dua
minggu berlalu. Indah sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ibu indah
selalu merawat indah dengan penuh kasih sayang, tanpa memikirkan kondisi Ani
yang sedang dirawat dirumah sakit. Indah memang
selalu mendapatkan kasih sayang lebih dari ibunya semenjak masih bayi,
terlebih saat ini indah menderita penyakit.
Di
sore hari, indah pergi kerumah sakit seorang diri untuk menjenguk kakaknya.
“Ka,
kok pucat sekali wajahnya, kakak sakit parah ya?” ucap Indah yang memang belum
mengetahui bahwa kakaknya lah yang mendonorkan ginjal untuk indah.
“Tidak
apa-apa kok, besok juga sembuh” ucap ani sambil menahan segala rasa sakitnya.
“Aku
sayang kakak, aku gak mau kakak sakit terus, cepat sembuh ya kak” Ucap indah
sambil memeluk kakaknya. Dan ani hanya bisa menangis menahan segala perlakuan
ibunya yang berbeda dibandingkan dengan adiknya.
Ani
berjalan ke taman belakang rumah sakit, disanalah tempat ani menyendiri ketika
sedang dirumah sakit.
“Kenapa
selalu aku ya Tuhan yang harus mendonorkan organ tubuh ku kepada indah? Darah
ku, ginjalku dan mungkin nanti semua organ dalam ku harus kuberikan untuk
indah. Tapi apa yang harus kuperbuat bila itu semua adalah perintah ibuku yang
sangat aku sayangi. Ya Tuhan, aku hanya ingin satu permintaan, aku ingin
dipeluk dan disayang oleh ibuku. Hanya itu ya Tuhan.. Tapi kenapa ibu tidak
pernah melakukannya kepadaku? Kenapa selalu indah? Indah? Dan indah? Apa hanya
indah anak ibu?” ucap Ani dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi.
“Oh,
jadi ini alasan kakak kenapa kakak menjadi berubah” Ucap Indah yang memang
sejak tadi mengikuti Ani.
“Indah,
kenapa kamu disitu? Kamu mendengarkan semua ucapan aku?” Tanya Ani sambil
mengusap air matanya.
“Aku
gak nyangka ya, kalian selama ini menyembunyikan semuanya kepadaku, aku memang
tidak berguna lagi hidup di dunia ini. Aku selalu menyusahkan orang lain. Aku
selalu menyusahkan kakak. Tapi kenapa kakak tidak memberitahuku kaa?” Ucap
Indah sambil menangis.
“Maafkan
aku, indah” Kata Ani seraya memeluk indah.
Tiba-tiba
Indah jatuh, dan tak sadarkan diri. Ani memanggil suster untuk membantu membawa Indah.
“Awas
aja ya kalau Indah kenapa-kenapa, kamu yang tanggung jawab” Tegas Ibu Indah.
“Maaf
bu, ada penyumbatan pembuluh darah pada jantung yang dialami indah karena
penyakit kelainan jantungnya. Dan kita harus mengambil tindakan pencakokan
jantung sekarang juga, karena jika tidak, kita akan kehilangan indah untuk
selama-lamanya” Ucap dokter.
“Biasanya
mamah meminta aku untuk memberikan apapun yang dibutuhkan oleh indah, kali ini
dengan tekad ku sendiri, aku siap menjadi pendonor jantung buat indah. Dan aku
yakin pasti cocok karena selama ini kan seperti itu..” Sambung Ani memotong
pembicaraan dokter.
Ibu
Indah kaget mendengar pernyataan Ani, spontan Ibu Indah memeluk Ani.
“Ibu
gak nyangka mempunyai berlian di hidup ibu dan tidak menyadari akan hal itu.
Ibu minta maaf karena sudah menyia-nyiakan kamu. Ibu tidak pernah menganggap
kamu ada, ibu selalu berlaku tidak adil kepada mu, dan selalu menjadikan kamu
robot untuk adikmu” ucap Ibu Indah.
“Mamah tidak perlu minta maaf gitu, Ani rela kok memberikan
jantung Ani kepada indah yang selalu Ani sayang. Cuma satu, Ani ingin dipeluk
Ibu dan disayang sama ibu.” Tutur ani.
“Ibu janji sama kamu akan memeluk kamu dengan penuh kasih
sayang” jawab Ibu indah.
Operasi berjalan lancar dan itu merupakan pengorbanan
terakhir Ani dan kini jantung dari seorang anak berhati berlian telah berada di
dalam tubuh Indah.
Tuhan memberi tempat yang indah kepada Ani karena segala
ketulusan dan keikhlasannya. Keadilan bukan hal yang harus dimiliki karena
disetiap pengorbanan yang tulus akan mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya.
Leave a Comment